MEMBENCI MENGAJARKANKU ARTI KASIH SAYANG



CERPEN KELUARGA - Aku bukanlah Boneka , Teriakku ketika Sedang Bermimpi Buruk. Hampir Setiap Malam Kegundahan Dalam Hati ini benar benar Tersirat Dalam Sebuah Ngigau yang Begitu Dahsyatnya.

Bagaimana Aku harus Menghadapi Sesuatu yang Tidak ingin Kutemui Bahkan Kuhadapi. Pada Mulanya Perkenalan Dengan Suamiku Berawal Dari Sosial Media yang Bernama Twitter.

Media Sosial Merupakan Sarana Pencitraanku untuk Mendapatkan Berbagai Perhatian. Baik itu Candaan Maupun Rayunan. Tepat di Sebuah Hari Dimana Seorang Pria yang Berawakan Sedikit ke Timur-Tengahan , Hidung Mancung Serta Bola Mata Berwarna Coklat Berusaha untuk Merayuku yang Kesekian kalinya.

Berbagai Cara ia Lakukan Demi Meluluhkan Hatiku yang Sedikit Membatu dikarenakan Harus Menjaga Image. Entah Bagaimana Caranya Akhirnya ia mampu menaklukkan Hatiku yang Mungkin Sedikit IBA Terhadapnya.

Berbagai Kata Manis Bak Madu meluluri Hatiku yang Akhirnya Bisa Merasakan Bagaimana untuk Jatuh Cinta. 

Tak Lama Kami Menjalani Hubungan ini , ia Pun Memberanikan diri untuk Melamarku Ketika Musim Panas nanti. Di Depan Orang tua ku Bahkan Tak Sedikitpun Nyalinya Menciut , Bahkan Bisa Dikatakan Dalam Pertemuan Pertama Saja ia sudah mampu Membawa Diri untuk Menaklukkan Kedua Orang Tuaku.

Lelaki yang Mendekatiku ini Merupakan Lelaki yang Sangat Taat Pada Agama , Bahkan ia Juga Seorang anak Pengusaha yang Merupakan Pengusaha Terhebat di Negara Tetangga.

Meski Dalam Hati Terdapat Pertanyaan Besar yang Sama Sekali Belum ingin ku ungkapkan. Namun apa Daya , Ketika Saya Dinasehati Kedua Orang Tua ku.

"Perlakukanlah Suamimu bak Raja , Maka Engkau Menjadi Permaisuri Kesayangan. Percayakan Segalanya pada Suamimu , Maka Rezeki mu Tidak lah lari Dalam Genggamanmu."

Maka Pada Akhirnya aku hanya Bisa Berpasrah pada Nya dan Calon Suamiku nantinya.

Waktu Dimana Pernikahan Menjelang , Terlintas di pikiranku. Ini Merupakan Anugrah Terindah Dalam Hidupku , Disayangi Kedua Orang Tua Sekaligus Mendapat Pendamping yang Sangat Menghormati Derajatku Dan Selalu Mencintaiku Meski Banyak Kekurangan Dalam Hidupku.

Bagai Lebah yang Hidup Dalam Ladang Bunga Matahari. Begitulah Kisahku Kala Diartikan Dalam Kehidupan Novel.

Setelah Acara Pernikahanku Selesai , Maka Judul Baru yang Harus Kutulis Dalam Sebuah Buku pun Harus Menjadi Judul pemberi Semangat. Aku Tidak Ingin Mengotori Buku ku Dengan Segelintir Permasalahan Kisruh Rumah Tangga. Meski Ku Tau Sebenarnya Harus ada Sebuah Perkara Rumah Tangga , Baru Perjalanan Suami Istri Bisa Menjadi Dewasa.

Pagi Kerja , Malam Tidur Begitulah Kehidupan yang Suamiku Jalani. Sedangkan Diriku Hanya Membantunya Dalam Mengurusi Urusan Rumah Tangganya. Semakin Lama Kehidupan yang Ku jalani Sangat Monoton Rasanya.

Dan Lebih Anehnya Suamiku Tidak Pernah Nampak Semakin Surut Dengan Kasih Sayangnya Padaku. Meski yang Kurasakan Sangatlah Bosan Dalam Kehidupan Rumah Tangga ini.

Keesokan Paginya , Aku Meminta Izin untuk Pergi Menjumpai Teman-temanku di Satu Kawasan Mall di Pusat Kota.


Dalam Perkumpulan itu Ternyata Semuanya Sudah Berumah Tangga dan Lebih Anehnya Ada Sosok yang Sangat Familiar Dengan Arti Keluarga.

Mataku Tertuju Pada sosok Bocah Imut yang Di Bawa Salah Seorang Temanku. Dalam Benakku Apakah Kekurangan Dalam Keluarga Kecilku Tinggal Diisi oleh Seorang Anak yang Lucu & Imut.

Sontak Diriku Terkejut Kala Sedang Melamun Melihat Anak Kecil itu Bermain Dengan Riang. Ternyata Temanku Memanggilku .

A : Kamu Kenapa Bengong Rin?
B : Iyah Lucu yah anak Kamu...
A : Loh Anak Kamu Mana? Bukankah Kamu sudah Menikah?
B : Aku Dan Suami Belum Memikirkan untuk Memiliki anak...
A : Terus Arti Pernikahan Tanpa anak Menurutmu itu apa?
B : Entahlah.. aku Juga Bingung Merasakan Hampanya Pernikahan ini.
A : Jangan-jangan Suamimu ........
B : Hushh , Jangan Ngaco Kalau Ngomong !

Entah apa yang Terlintas Dalam Pikiranku Kala Temanku Mencoba Menggodaku Dengan Pernyataan Begitu. Padahal Jika Dibayangkan , Kehidupan Malam(Sex)ku Bersama Suamiku Termasuk Kejadian yang Lucu.

Ha...Ha...Ha... Membayangkan Malam Pertama itu Membuat ku Terpingkal Geli Sendiri.

Tentunya Pembahasan Tadi Dengan Senang Hati kuungkapkan Kepada Suamiku.

Dengan Sedikit Nada Menggoda , Pa.... Main Kuda-kuda'an Yuk. Ajakku untuk Memenuhi Hasratku Memiliki Anak. Dengan Semangatnya Suamiku Meng-iyakan Permintaanku.

Dalam Posisi yang nikmat Dengan Lembut Kubisikkan Kepada suamiku :

"Paa.. Jangan Keluarin yah , Mama Pengen Punya Dedek dalam Perut"

Suamiku Benar Benar Terkejut Dengan Permintaan Polosku.  Tanpa Keberatan Di Hasil Akhir Suamiku Benar Benar Menanamkan Benih Masa Depannya padaku. Kupeluk Erat dirinya Sembari Memberikan Kecupan Mesra & Tak Lupa Kuucapkan Terima Kasih padanya.

Namun ada yang Aneh Kala Kulakukan ituu , Raut Wajah Suamiku Tidak Sebahagia yang Kurasakan. Namun Ku Acuhkan Saja Suamiku Sembari tidur Dalam Dekapannya.

Setiap Hari Diriku Selalu Membayangkan Diriku Dengan Perut Bengkak Memakai Daster , Tertawa Sendiri Melihat Kaca yang Dalam Benakku adalah Wanita Hamil.

Dua Minggu Setelahnya , Meski Tidak Menunjukan Sifat Awal Mengandung Yakni Muntah-muntah Kecil Tapi Diriku Terlalu Semangat untuk Mengecek Melalui Tespack.

Ketika Melihat Hasilnya , Betapa Terkejutnya Bahwa Hasil menunjukan Negatif. Bagaimana Mungkin , Tanyaku pada Diriku Sendiri. Ketika Suami Pulang Kerumah , ku langsung Berlari dalam Pelukannya Sembari Menangis.

Dengan Nada Terisak Ku Ceritakan pada Suamiku. Pernyataanku Membuat Suamiku Begitu Bersalah. Suamiku Berencana Membawaku Ke Dokter Kandungan untuk Mengecek apa yang Menjadi Masalah utama kami.

Setelah Melalui Berbagai Prosedur Pengecekan , Pada Waktunya Duduk Bersandingan Dengan Suami untuk Menerima Kenyataan Pahit yang dilontarkan Dokter.

A : Pak , Begini Analisa Kami Perihal Masalah yang Kalian Hadapi. Kami Melihat Sesuatu yang Janggal pada Peranakan Istri Bapak Terlihat Berbeda Dengan Perempuan Lainnya.
B : Maksudnya dok?
A : Istri Bapak Tidak Memiliki Sel Telur untuk Menampung Sel Sperma yang Bapak Berikan
B : Loh.. Loh.. Dok Bagaimana Ceritanya Bisa Begitu Dok? Apakah Tidak ada Cara Lain Dok?
A : Maaf Pak , Tapi Bisa Dikatakan 100% Istri anda Tidak Dapat Mengandung.

Bagaikan Rerentuhan Bangunan yang Jatuh Akibat BOM , Begitulah Perasaanku Kala Mendengar Pernyataan Terakhir Dokter. Sepulangnya Ke Rumah Tanpa Banyak Bicara ku Langsung Masuk ke Dalam Kamar Sembari Menangis Sejadi-jadinya.

Suamiku Peka Pada Perasaanku , Sehingga Membuatnya Mencoba untuk Menenangkanku. Tapi aku Sudah Tidak Perduli Terhadap Apapun. 

"Aku ingin Mengandung ... Aku ingin Hamil ... Aku ingin ... Aku ingin ... Aku Ingin Menjadi Seorang IBU " Teriakku Dalam Dekapan Suamiku.

Rusaknya Mentalku Karena Merasa aku Sangat Tidak Berguna untuk Suamiku. Dia Begitu Mencintaiku dan aku Tidak Bisa Memberikannya Penerus Generasinya. Begitu Memalukan untuk Seorang Wanita yang Di klaim "MANDUL" Betapa Tidak Kacau Pikiranku.

Hingga Tepat Satu Tahun ini Genap Pernikahanku Dengan Suamiku , Kami Mengadakan Syukuran. Hanya Segelintir Orang Dekat yang Kuundang Dalam acara ini. Tak lupa Suamiku Menyediakan Hadiah Pernikahannya padaku. Ia Memberikanku Katalog Berlibur Ke EROPA.

Hatiku Begitu Bahagia Kala akan Dibawa Jalan-jalan Oleh Suamiku. Lebih Terkejutnya Kala ia Mengatakan Bahwa Kita akan Pergi Bertiga.

Sejenak Terhening Diriku Berkata Pelan : "Maksudnya Mas?"

"Ayuk Kita ke Atas" Ajak Suamiku untuk ke kamar kita.

Sesampainya Di Kamar Kami , Begitu Bodohnya diriku Berdiri Melihat Sebuah Sosok. Tidak Bukan Sebuah Lebih Tepatnya Seorang Sosok Manusia Kecil Mungil Berbalut Baju Tidur yang Membuat ku Meneteskan Air Mata.

Ternyata Suamiku Mengadopsi anak. Ini Adalah Grand Prize Dari suamiku. Sembari Memelukku ia Berkata :

" Anak Kandung Atau Bukan, ini adalah anak Kita. Rawatlah ia Dengan Penuh Kasih Sayang Sebagaimana Kita Di sayang Orang Tua Kita Dulu."

A : Tapi Mas apa kamu tidak Kecewa ?
B : Karena apa aku harus Kecewa ?
A : Aku Tidak Bisa Memberikan mu Keturunan Murni dari mu mas ...
B : Semua Manusia itu adalah sama. Tidak Perlu Bersedih Begitu. Bahagiamu adalah bahagiaku.

Dengan Komitmen Bersama Suami. akan Kita Rawat anak ini Bagaikan Anak Kita Sendiri. Dengan Begitu Kehidupanku akan Terisi Dengan Datangnya Bayi Mungil ini. 
Betapa Bahagianya Diriku.